Teologia De San Ireneo Pdf To Jpg
Penerjemah dan Dewa Hermes Written by Mudjia Rahardjo Thursday, 25 February 2010 01:01 Dalam mitos Yunani Kuno, Hermes diyakini sebagai dewa yang bertugas khusus menerjemahkan pesan-pesan Tuhan untuk manusia melalui bahasa manusia. Tuhan perlu mengangkat Hermes sebagai penerjemah (walau mungkin tanpa Surat Keputusan) karena bahasa Tuhan tidak bisa dimengerti oleh manusia. Penyebabnya bisa karena bahasa Tuhan yang terlampau sulit, atau karena kemampuan manusia yang sangat terbatas, atau bisa jadi Tuhan berbahasa berbeda dari bahasa manusia.
Kemungkinan-kemungkinan lain bisa saja terjadi. Jadi tugas Hermes ialah bagaimana menyampaikan kehendak Tuhan yang menggunakan bahasa langit kepada manusia dengan menggunakan bahasa manusia di bumi.
Kalau begitu betapa penting dan strategisnya tugas Hermes. Arcane codex kompendium pdf creator free. Sebab, jika apa yang disampaikan kepada manusia salah atau meleset dari sumber asalnya, yakni Tuhan, akan membawa kesesatan bagi manusia. Karena itu seorang penerjemah tidak boleh meleset sedikitpun dalam mengalihkan pesan dari bahasa sumber ke bahasa sasaran. Seorang pakar terjemahan, Mildred L. Larson, pernah mengibaratkan peran seorang penerjemah bagaikan anak panah yang melesat dan menancap tepat di titik tengah sasarannya. Karena itu, terjemahan yang baik ialah jika mampu menampilkan padanan idiomatik dalam bahasa tujuan.
Sebaliknya, terjemahan yang tidak baik ialah yang melesat dari sasaran dan apalagi bertentangan dengan sumber asal. Pertanyaannya ialah bagaimana dengan Hermes? Apakah Hermes bisa berperan sebagai penyampai pesan Tuhan bagaikan anak panah yang menancap tepat sasaran sehingga tidak membawa kesesatan? Sebab, pengalaman saya selama bertahun-tahun menjadi penerjemah amatiran dan penerjemah semi profesional pada saat KTT Non Blok ke X di Jakarta tahun 1992 sebagai petugas bahasa seksi bahasa Inggris, saya merasakan menerjemahkan adalah pekerjaan sangat berat dan cukup menguras tenaga. Mengapa berat?
Karena menerjemahkan bukan sekadar memindahkan suatu gagasan atau pesan dari satu bahasa ke bahasa lainnya secara utuh. Tidak boleh sedikitpun pesan yang tertinggal, atau juga tidak boleh sedikitpun menambah pesan. Sebab, penerjemah bukan penafsir. Oleh karena itu, seorang penerjemah dituntut memiliki penguasaan total terhadap bahasa sumber dan bahasa target baik menyangkut aspek gramatika, semantik, pragmatik, dan bahkan aspek-aspek sosial kultural bahasa sumber dan bahasa sasaran. Selain itu, seorang penerjemah juga dituntut memiliki kejujuran bahasa ( linguistic honesty). Menyangkut aspek semantik dan gramatika mungkin tidak terlalu sulit, sebab tersedia kamus dan tata aturan setiap bahasa yang tidak terlalu sulit untuk dipelajari.
Jika bangsa romawi kuno mensakralkan makna drama, pertunjukan dan teater sebagai persembahan kepada dewa-dewi, maka di asia drama dimaknai sebagai karya sastra dan budaya warisan leluhur yang tidak selalu diperankan oleh makhluk hidup, sebut saja wayang. Di berbagai bangsa, konsep tentang drama sebagai pertunjukan dimaknai dengan cara yang berbeda. Teks drama 6 orang lucu dan penuh sindiran. Zaman dahulu, drama merupakan hiburan gratis yang kehadirannya ditunggu oleh masyarakat.
Tetapi yang menyangkut aspek sosial kultural bahasa tidak mudah, karena seorang penerjemah harus bisa menyelami budaya bahasa tersebut. Penerjemah harus mampu membawa rasa bahasa yang ada pada bahasa sumber ke dalam bahasa sasaran. Karena itu, bisa saja terjadi terjemahan, misalnya, dari bahasa Indonesia ke bahasa Inggris tidak bisa dimengerti oleh penutur asli bahasa Inggris. Sebab, terjemahan tersebut masih “rasa” Indonesia.